Satu hal yang harus dilakukan guru dalam mengelola kelas sebelum yang
lain-lain adalah mengenali latar belakang siswa secara individual. Ya,
guru perlu menyediakan waktu untuk omong-omong dengan setiap siswa
tentang keluarganya: ayah, ibu, kakak, adik. Di mana ayah dan ibu
bekerja, kakak dan adik sekolah, berapa lama mereka bisa berkumpul
bersama sehari-harinya, apa yang disukai oleh si anak, kegemaran si
anak, teman-teman yang disukai, dan lain-lain. Ini akan sangat
bermanfaat bagi kelanjutan komunikasi kelak.
Sering terjadi, anak-anak yang tergolong bandel atau dianggap nakal
di sekolah karena di rumah kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
orang tua. Misalnya: ayah sudah tiada, ibu bekerja seharian berangkat
pagi pulang petang, sampai di rumah anak sudah tidur, si anak dititipkan
ke nenek; atau ayah merantau ke negeri seberang lama pulang, ibu juga
bekerja seharian, anak di rumah bersama nenek, dan lain-lain. Atau,
kedua orang tuanya sama-sama di rumah tetapi masing-masing sibuk dengan
urusannya sendiri-sendiri sehingga waktu untuk bersama-sama anak
hampir-hampir tidak ada.
Kalau kenakalan anak itu sebagai akibat dari keadaan keluarga yang
kurang kondusif bagi perkembangan jiwa anak maka guru (melalui kepala
sekolah) dapat memanggil orang tua utnuk diajak dialog, mencari jalan
keluar terbaik bagi perkembangan anak. Guru juga perlu sesekali membantu
orang tua menciptakan kondisi yang kondusif bagi pendidikan
anak-anaknya ketika mereka berada di rumah. Komunikasi dan koordinasi
dengan orang tua dalam kaitannya dengan kemajuan pendidikan anak harus
dilakukan.
Tatapi kalau situasi dan kondisi di rumah baik-baik saja, maka guru
perlu melakukan introspeksi, apakah ia sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik dan benar: bagaimana ia memperlakukan murid-muridnya, baik
individual maupun klasikal; bagaimana murid-murid saling menghormati
satu sama lainnya; apakah pembelajaran memang benar-benar menarik
perhatian siswa; apakah guru bisa menjaga konsistensi dalam ucapan dan
tindakan, dan lain-lain.
Cinta dan kasih sayang, keteladanan, humor dan ketegasan yang
berpadu, dan konsistensi dalam ucapan dan tindakan yang ditunjukkan oleh
guru terhadap murid-muridnya akan mengurangi masalah-masalah terkait
pengelolaan kelas. Selanjutnya, karena masalah-masalah tereliminasi,
maka proses pembelajaran akan menjadi mudah dan lancar sehingga tujuan
dapat tercapai secara optimal.
Minggu, 02 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar