Distribusi buku Kurikulum 2013 diubah. Buku-buku tersebut tidak lagi
dikirim oleh percetakan ke masing-masing sekolah, namun sekolah yang
diminta mencari dan membeli buku tersebut di pasaran dengan menggunakan
dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
”Buku itu tidak dikirim ke
sekolah lagi, beda dari sebelumnya. Uang BOS diberikan ke sekolah,
nanti buku setelah dicetak dipasarkan, sekolah membeli buku di pasar,”
kata Ketua Unit Implementasi Kurikulum Pusat, Tjipto Sumadi, di
Jakarta, kemarin.
Kebijakan tersebut diambil mengingat sudah seluruh sekolah di Indonesia menjalankan kurikulum baru mulai tahun ajaran 2014/2015.
Gerakan BOS
Pihaknya
khawatir jika menggunakan sistem pengedropan, distribusi buku belum
rampung hingga tahun ajaran baru dimulai. Karena itu, Kemdikbud
memberikan kewenangan kepada sekolah untuk menyediakan buku dengan
membeli menggunakan dana BOS, diharapkan menjadi solusi efektif.
”Sekolah
bisa beli lewat toko buku atau bisa bersama-sama ke perusahaan
(percetakan). Kalau dikirim belum tentu buku itu sampai. Pendistribusian
tidak mudah. Kalau ada sekolah pasti di sana ada toko buku,” ungkapnya.
Dia
mengemukakan, pengadaan buku kurikulum untuk siswa dan guru tetap
gratis, karena pembiayaan ditanggung pemerintah melalui dana BOS.
”Kalau uang BOS tidak cukup untuk beli buku, Kemdikbud akan kirim uang tambahan BOS buku. Sudah ada anggarannya,” ujarnya.
Meski penjualan buku kurikulum diserahkan kepada pasar, dia meyakini tidak ada permainan harga.
”Meski
dilepas ke pasar, harganya bisa dikontrol melalui harga eceran
tertinggi (HET). Tidak akan melampaui HET yang sudah kita tentukan,”
imbuhnya. sumber:suara merdeka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar